Kita Wajib Kaya
Pernah
tahu 10 orang terkaya versi majalah Times? Yah, tentu saja semua orang tahu
bahwa mereka yang tergolong manusia-manusia paling kaya di muka bumi ini adalah
mayoritas berasal dari kalangan ummat Yahudi. Sebut saja Bill Gate atau Zukerberg.
Mereka adalah dua orang kaya raya yang berasal dari kalangan Yahudi.
Kita??
Sayangnya
dari 10 orang terkaya di dunia yang dinobatkan oleh majalah Times di atas, tak
satupun dari mereka yang beragama Islam. Pertanyaannya, apakah semua orang
Islam miskin? Tidak tentu saja. Banyak dari kalangan kami ummat Islam yang
pergi haji tiap tahun, liburan keliling dunia bahkan shopping tas-tas dan
pakaian mahal. Artinya, banyak orang Islam yang kaya, namun tingkat
produktifitasnya boleh jadi tidak sehebat mereka yang Yahudi, sehingga tak
mampu menjadi bisnis “adidaya” bagi dunia.
Miskin
dan kaya memang sunatullah, artinya tidak mungkin tidak ada. Jika bumi ini
masih berputar di atas porosnya maka akan ada orang miskin begitu juga orang
kaya, sebagaimana adanya siang dan malam. Namun pernahkah kita berfikir,
mengapa Allah mewajibkan zakat dan haji bagi yang mampu? Itu artinya, setiap
muslim harus berusaha untuk bisa menyempurnakan ibadah-ibadah tersebut.
Kita
harus berusaha menjadi orang kaya dengan cara yang halal, sekalipun pada
akhirnya Allah mentakdirkan kita tetap sebagai orang yang miskin, itu tidak
masalah asal kita sudah berusaha untuk menjadi orang yang kaya. Miskin atau
kaya tak masalah jika sudah tawakal. Jika kita memang ditakdirkan jadi orang
kaya, maka jadilah orang kaya yang bersyukur atas rezeki yang Allah berikan,
tapi jika takdir kita menjadi orang miskin, maka jadilah orang miskin yang
bersabar dengan segala ujiannya.
Ali
bin Abi Thalib mengatakan: Carilah harta seolah-olah kau akan hidup selamanya.
Bukan
berarti harus hubbud dunya (cinta
dunia), namun harta yang kita cari adalah semata-mata ditujukan untuk
kepentingan akhirat. Karena pada
kenyataannya, perjuangan dakwah Islampun membutuhkan pengorbanan yang tidak
hanya jiwa, tapi jiwa dan harta, sebagaimana tercantum dalam firman Allah Qs
(61) As-Shaf: 10-11
Yang
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman,
Maukah kamu aku tunjukan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari
azab yang pedih?”
“(yaitu) kamu beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah
yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui”
Allah
SWT menyebutkan harta dalam urutan pertama sebelum jiwa, artinya betapa
pentingnya harta sebagai penyokong perjuangan dakwah, barulah kemudian jiwa
sebagai unsur keduanya. Mengapa demikian? Perhatikan ilustrasi berikut!
Jika
seseorang muslim yang taat memiliki panggilan sebuah kewajiban menuntut ilmu
(pembinaan) di suatu lokasi yang jauh, muslim tersebut siap untuk berangkat
namun karena tidak ada ongkos sehingga pembinaan tersebut menjadi tidak mungkin
dilakukan, mungkin jika jarak dekat bisa jalan kaki, namun jika jarak luar kota
atau provinsi bagaimana? Disitulah pentingnya harta sebagai factor penting
penyokong sebuah perjuangan ibadah.
Banyak
macam ibadah yang bisa kita lakukan manakala kita adalah orang kaya, kita bisa
mengejar pembinaan kemanapun, kapanpun dan berapapun. Dengan kata lain, banyak
ibadah yang tidak bisa kita lakukan manakala kita tidak kaya harta.
Dengan
harta kita bisa beramal shaleh lebih, biarlah kita dihisab dengan merangkak
seperti Abdurrahman bin ‘Auf karena beratnya pertanggung jawaban dihadapan
Allah. Asal ujungnya tetap masuk surga. Pernah mendengar kisah Abu Bakar yang
menginfakan seluruh hartanya untuk perang? Nah itu contoh hebatnya, namun
demikian untuk ummat Islam yang belum mampu beramal sehebat Abu Bakar, Allah
memberikan tuntunan dalam surat Al-Furqan: 67
Artinya: “Dan
(termasuk hamba-hamba Tuhan yang Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakan
harta mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, diantara keduanya secara
wajar. (Al-Furqan: 67)
Dengan
harta kita bisa berinfak, berzakat, berwakaf, haji, mengurus anak yatim,
mengurus fakir miskin, menolong dan bermanfaat bagi orang lain. Mau jadi apa
kita? Silahkan tinggal memilih, KAYA lagi BERSYUKUR? Atau MISKIN lagi BERSABAR?.
Kalau saya sih pilih yang pertama, gak tau Mas Dani sama Mas Anang. Tenang
saja, dua-duanya insyaallah masuk surga. #lihatkisahBilalbinRabbah
Oleh
karena itu penting kiranya penulis berbagi mengenai tips untuk memenej keungan yang
insyaallah syar’i.
Bagi
anda yang bekerja atau berwirausaha dalam masalah ini sama saja, jika anda
menerima uang bulanan, maka yang harus anda perhatikan adalah:
1.
Bayar dulu zakat
atau infak penghasilannya, dengan demikian uang bulanan anda bersih dari
hak-hak orang lain. Berapapun penghasilan anda, jika nisab maka berzakatlah,
namun jika belum, belajarlan untuk berinfak atau bersedekah 2,5%nya, tak peduli
haul atau nisab, karena ini infak bukan zakat.
2.
Rincilah kebutuhan
bulanan anda, jangan sampai anda membeli barang diluar kebutuhan. Ingat,
kebutuhan hidup itu ada batasnya, yang tidak ada batasnya adalah GAYA HIDUP.
3.
Bayarlah tagihan
atau cicilan secepatnya (bukan berarti mendukung praktek ribawi), jangan sampai
menunda-nunda, sebab khawatir terpakai oleh kebutuhan yang lain. Barang yang
paling baik adalah barang yang dibeli dengan cara tunai, namun demikian kita tidak menutup mata bahwa sebagian kita belum
mampu untuk membeli beberapa barang dengan cara tunai
4.
Sisihkan minimal 10%
untuk menabung, dan anggap INI
PENGELUARAN, sehingga anda tidak bisa mengambilnya kembali (syukur-syukur
kalau langsung di auto debet dari rekening
anda), ingat! Pos ini hanya boleh dikeluarkan dalam kondisi-kondisi darurat
yang ada hubungannya dengan nyawa (sakit) atau pendidikan yang akan menjamin
kesuksesan anda di masa depan.
5.
Sisakan uang di
dompet secukupnya untuk operasional sehari-hari, seperti untuk membeli bensin,
jika ban motor atau mobil anda pecah, atau jika tak sengaja lewat cilok Mang Wely Pasteur, heeeheeehee #sayangkalodilewatingituaja.
6.
Jika anda memiliki
targetan lain seperti ingin membeli laptop baru, kendaraan baru, menikah atau
hendak membeli rumah. Maka menabunglah diluar tabungan yang 10% tadi, karena
itu kebutuhan bukan urusan nyawa.
7.
Jangan boros, sering
membeli baju atau sering makan di café atau restoran tidak baik bagi kondisi
dompet anda, lakukanlah sesekali jika memang itu ada sangkut pautnya dengan
membangun solidaritas pertemanan. Namun jika tidak, makanlah apa yang sudah
tersedia di rumah atau memasaklah sesuai selera, kalau bisa kita bekal nasi ke
tempat kerja kita, why not! hal ini pasti akan jauh lebih murah. Untuk kaum
hawa, maka belilah baju, sepatu atau tas dengan bijak.
8.
Usahakan membeli
satu atau dua buku setiap bulan, untuk target kita membaca supaya wawasan dan
pengetahuan kita juga ter-upgrade.
Bukunya tidak usah yang mahal, buku-buku kecil namun terfahami dengan baik
pasti jauh lebih baik daripada beli buku tebal tapi malas membacanya.
9.
Jika anda sudah
memiliki anak dan anak anda sudah bisa
diajak bicara (usia TK atau SD) maka buatlah komitmen dan bicarakan dengan anak
anda seminggu berapa uang jajannya, berikan jadwal kepada mereka untuk setiap
pembelian buku atau mainan. Contoh: hanya boleh membeli mainan di setiap tgl 5,
hanya boleh membeli buku di setiap tgl 10, dsb. Maka insyaallah anak anda akan
terbiasa berkomitmen bahkan sampai mereka duduk di bangku SMP, SMA bahkan
kuliah.
10.
Jangan sampai
berhutang diluar cicilan, sekecil apapun. Sekalipun itu Rp. 500,- segeralah bayar
jika anda punya utang, Ingat! Jangan sampai utang itu dibayar oleh ahli waris
anda.
11.
Jangan lupa, KEBUTUHAN ITU ADA BATASNYA, yang tidak
ada batasnya adalah GAYA HIDUP.
Demikianlah
beberapa tips dari saya semoga ada manfaatnya, saya yakin kita semua mampu
memenej keuangan kita, bahkan orang yang ceroboh sekalipun. Tips diatas mungkin
tidak berlaku bagi Bill Gate dan Zukerberg, tapi insyaallah untuk teman-teman
yang pas-pasan sangat berlaku. Yaa pas mau jalan ke Singapur ada, pas mau umroh
ada,pas mau S2/S3 ada. Yaitulah pas-pasan.
Sebagai
penutup, saya ingin sekali mengingatkan diri saya pribadi dan para pembaca
firman Allah dalam Qs Al-Isra: 27
“Sesungguhnya
orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar
kepada Tuhannya”
Karena
boros berart berfikir pendek, hidup tanpa perencanaan dan yang paling buruk
yaaa temannya setan.
Wallahu
a’lam
Antapani.
26 Juli 2015 (Catatan disela libur hari minggu)
Sebuah catatan yg sangat bermakna ceu afaf.. sangat menginspirasi utk jajan cilok Mang Wely #gagalfokus
BalasHapusMashaAlloh.... Bagus, memotivasi saya untuk tetap bermimpi tuk kaya :) thanks for sharing.
BalasHapus