Nasib
apes ini akan kuceritakan, karena menyangkut petuah bagi orang-orang malas
seperti aku, biar lebih rajin belajar. Saat itu aku baru saja tinggal di
Bandung, otomatis aku belum begitu menguasai daerah teritorial Bandung,
kemana-mana pasti bareng temen, karena posisinya memang ga tau apa-apa. Awal
kisah, langsung kita lihat di TKP. heeeee
Suatu
sore, aku mendapat kabar dari temanku, bahwa besok pagi akan terjadi gerhana
matahari tepat pukul 13 siang, aku kaget mendenagr kabar itu, dan aku save
baik-baik sms itu, entah kenapa hati ini sangat excited sekali untuk bisa melaksanakan shalat gerhana itu. Aku
forward-kan sms itu kepada teman-teman se-kosan. Merekapun sama excitednya seperti aku.
Ke-esokan
harinya, tepat setelah shalat dzuhur, tentu saja dalam waktu yang amat sangat on-time karena hawatir telat
melaksanakan shalat gerhana, terlebih, kami belum mengetahui dimana letak
masjid terdekat di daerah kosan kami, setelah semuanya siap, aku langsung
tancap gas, aku memanggil-manggil teman sekosan, dan merekapun langsung keluar
dari kamar mereka masing-masing.
Dan
berangkatlah kami untuk menunaikan shalat gerhana, terdengar sayup-sayup suara
takbiran dari berbagai masjid, syiar Islam khas shalat ied itu, juga dikumandangkan
ketika gerhana, hal ini mungkin disunnahkan oleh Rasulullah supaya ummat
manusia di dunia ini lebih banyak mengingat Allah, terutama ketika gerhana
tiba.
Semua
orang diantara kami belum ada yang mengetahui di mana letak persis masjid di
sekitar kosan kami, walhasil, kami keliling-keliling gang untuk mencari masjid,
20 menit berlalu masjid itu belum kunjung ditemukan, aku semakin bingung, apa
yang harus aku lakukan, mepet dan bingung, begitulah kondisi perasaanku
persisnya.
Dan
setelah kami berkeliling-keliling tanpa arah, akhirnya pukul 12-45 kami berhasil
menemukan alamat rumah Allah itu, kami senang bukan kepalang, kami langsung
masuki masjid itu, dan ternyata-e-ternyata jama’ah yang hadir hanya baru tiga
orang, tapi kami tak peduli, kami langsung bergabung mengikuti takbir sambil
menunggu shalat dimulai.
Menunggu
dan menunggu, akhirnya jama’ah yang datang Cuma sedikit, jama’ah laki-lakinya
hanya ada 4 orang dan yang perempuan berjumlah 4 orang, termasuk aku berdua
dan temanku. Oh sungguh ironis, ditenga pemukiman padat penduduk seperti ini,
tapi yang shalat gerhana Cuma 8 orang. OMG, it’s really absurd..!
Akhirnya,
kamipun memulai shalat gerhana itu, semua jama’ah shalat berdiri, tapi setelah
semua berdiri, para bapak-bapak yang ada di depan sana saling mempersilahkan
satu sama lain untuk menjadi imam, mereka saling menolak dan begitulah
seterusnya, hingga akhirnya ada seorang bapak yang maju dan bersedia menjadi
imam. Kami sedikit lega, tapi sebelum takbir di mulai, bapak paruh baya itu meyakinkan
kembali kepada kami para jama’ah, begini kata-katanya.
Bapak
Imam : eh, shalat gerhana
itu yang rukunya 4 kali dalam dua raka’at itu kan?
Bapak Jama’ah : Buka n, bukan seperti itu shalat gerhana mah, shalat
gerhana itu ga ada sujud dan gak ada ruku’nya. (wajahnya tampak sangat
meyakinkan)
Bapak
Imam : oh gitu yah, berarti
jumlahnya 4 kali takbir yah?
Bapak
Jama’ah : Ya pa,
betul.
Jama’ah
yang bodoh seperti aku hanya menyaksikan saja diskusi pendek itu, parahnya,
sampai detik itu, aku baru sekali melaksanakan shalat gerhana dan itupun saat
SMP, aku sudah tak begitu ingat. Jadi aku mangut-mangut
saja dengan kebijakan itu, tapi dalam hatiku, aku merasa ragu kalau shalat
gerhana itu gak kaya yang disebutkan bapak jama’ah. Tapi keraguan itu tak pernah
kuungkapkan.
Dan
di mulailah shalat gerhan itu, kami melaksanakan shalat gerhana itu tanpa ruku’ dan tanpa sujud, 4
kali takbir dan diakhiri dengan salam, semuanya dilakukan dalam kondisi
berdiri, hatiku terus bertanya-tanya, bukankah ini shalat jenazah. Sepanjang
shalat gerhana itu, hatiku terus bertanya-tanya. Tapi, aku juga ga begitu
yakin, jadi ya… ikutan aja lah.
Setelah
selesai shalat gerhana itu, aku penasaran setengah mati, aku langsung tancap
gas dan pergi ke warnet, aku langsung searching
bagaimana sebenarnya tatacara shalat gerhana. Dan setelah kutemukan
literaturnya, ternyata benar shalat gerhana itu ga kaya yang tadi aku kerjakan,
hah… sialan berarti gw tadi shalat jenazah dong. Terus, jenazahnya siapa. Hahahahahhha, aku dan temanku saling
bertatapan dan hahahhahahhaha… hahahahahhahhah.. hahhahaahahahha
Dasar
imam dodol, kita jadi pengikut buta nya, mulai detik itu, aku semakin semangat
belajar fiqih alias tatacara melaksanakan ibadah yang sesuai dengan al-quran
dan sunnah, gw ga mau di tipu lagi sama ustaz gadungan. Aku semakin antusias,
ingin mengenal Islam lebih dekat. Sekalipun aku dulu sekolah di Tsanawiyah dan
Aliyah, tapi pengetahuan islamku parah banget. Itu mungkin karena aku dulu ga
bener kali yah belajarnya..heeeee. Ada baiknya kita belajar dulu sama ustaz
google sebelum kita melakukan suatu ibadah ritual, daripada nanya sama ustaz
gadungan. Hahahahha.. (Cuma saran sih, ga sepenuhnya bener yah..)
Udah
ah, ngantuk.Heeee
Tesekur
Ederim, Tekrar Görüsmek üzere,
iyi
akšamlar..Gule-gule, hee (belajar bahasa Turki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar