Kamis, 16 Mei 2013

Imam Dodol



Nasib apes ini akan kuceritakan, karena menyangkut petuah bagi orang-orang malas seperti aku, biar lebih rajin belajar. Saat itu aku baru saja tinggal di Bandung, otomatis aku belum begitu menguasai daerah teritorial Bandung, kemana-mana pasti bareng temen, karena posisinya memang ga tau apa-apa. Awal kisah, langsung kita lihat di TKP. heeeee

Suatu sore, aku mendapat kabar dari temanku, bahwa besok pagi akan terjadi gerhana matahari tepat pukul 13 siang, aku kaget mendenagr kabar itu, dan aku save baik-baik sms itu, entah kenapa hati ini sangat excited sekali untuk bisa melaksanakan shalat gerhana itu. Aku forward-kan sms itu kepada teman-teman se-kosan. Merekapun sama excitednya seperti aku.

Ke-esokan harinya, tepat setelah shalat dzuhur, tentu saja dalam waktu yang amat sangat on-time karena hawatir telat melaksanakan shalat gerhana, terlebih, kami belum mengetahui dimana letak masjid terdekat di daerah kosan kami, setelah semuanya siap, aku langsung tancap gas, aku memanggil-manggil teman sekosan, dan merekapun langsung keluar dari kamar mereka masing-masing.

Dan berangkatlah kami untuk menunaikan shalat gerhana, terdengar sayup-sayup suara takbiran dari berbagai masjid, syiar Islam khas shalat ied itu, juga dikumandangkan ketika gerhana, hal ini mungkin disunnahkan oleh Rasulullah supaya ummat manusia di dunia ini lebih banyak mengingat Allah, terutama ketika gerhana tiba.

Semua orang diantara kami belum ada yang mengetahui di mana letak persis masjid di sekitar kosan kami, walhasil, kami keliling-keliling gang untuk mencari masjid, 20 menit berlalu masjid itu belum kunjung ditemukan, aku semakin bingung, apa yang harus aku lakukan, mepet dan bingung, begitulah kondisi perasaanku persisnya.

Dan setelah kami berkeliling-keliling tanpa arah, akhirnya pukul 12-45 kami berhasil menemukan alamat rumah Allah itu, kami senang bukan kepalang, kami langsung masuki masjid itu, dan ternyata-e-ternyata jama’ah yang hadir hanya baru tiga orang, tapi kami tak peduli, kami langsung bergabung mengikuti takbir sambil menunggu shalat dimulai.

Menunggu dan menunggu, akhirnya jama’ah yang datang Cuma sedikit, jama’ah laki-lakinya hanya ada 4 orang dan yang perempuan berjumlah 4 orang, termasuk aku berdua dan temanku. Oh sungguh ironis, ditenga pemukiman padat penduduk seperti ini, tapi yang shalat gerhana Cuma 8 orang. OMG, it’s really absurd..!

Akhirnya, kamipun memulai shalat gerhana itu, semua jama’ah shalat berdiri, tapi setelah semua berdiri, para bapak-bapak yang ada di depan sana saling mempersilahkan satu sama lain untuk menjadi imam, mereka saling menolak dan begitulah seterusnya, hingga akhirnya ada seorang bapak yang maju dan bersedia menjadi imam. Kami sedikit lega, tapi sebelum takbir di mulai, bapak paruh baya itu meyakinkan kembali kepada kami para jama’ah, begini kata-katanya.
Bapak Imam           : eh, shalat gerhana itu yang rukunya 4 kali dalam dua raka’at itu kan?
Bapak Jama’ah      : Buka n, bukan seperti itu shalat gerhana mah, shalat gerhana itu ga ada sujud dan gak ada ruku’nya. (wajahnya tampak sangat meyakinkan)
Bapak Imam           : oh gitu yah, berarti jumlahnya 4 kali takbir yah?
Bapak Jama’ah       : Ya pa, betul.

Jama’ah yang bodoh seperti aku hanya menyaksikan saja diskusi pendek itu, parahnya, sampai detik itu, aku baru sekali melaksanakan shalat gerhana dan itupun saat SMP, aku sudah tak begitu ingat. Jadi aku mangut-mangut saja dengan kebijakan itu, tapi dalam hatiku, aku merasa ragu kalau shalat gerhana itu gak kaya yang disebutkan bapak jama’ah. Tapi keraguan itu tak pernah kuungkapkan.

Dan di mulailah shalat gerhan itu, kami melaksanakan shalat  gerhana itu tanpa ruku’ dan tanpa sujud, 4 kali takbir dan diakhiri dengan salam, semuanya dilakukan dalam kondisi berdiri, hatiku terus bertanya-tanya, bukankah ini shalat jenazah. Sepanjang shalat gerhana itu, hatiku terus bertanya-tanya. Tapi, aku juga ga begitu yakin, jadi ya… ikutan aja lah. 

Setelah selesai shalat gerhana itu, aku penasaran setengah mati, aku langsung tancap gas dan pergi ke warnet, aku langsung searching bagaimana sebenarnya tatacara shalat gerhana. Dan setelah kutemukan literaturnya, ternyata benar shalat gerhana itu ga kaya yang tadi aku kerjakan, hah… sialan berarti gw tadi shalat jenazah dong. Terus, jenazahnya siapa. Hahahahahhha, aku dan temanku saling bertatapan dan hahahhahahhaha… hahahahahhahhah.. hahhahaahahahha

Dasar imam dodol, kita jadi pengikut buta nya, mulai detik itu, aku semakin semangat belajar fiqih alias tatacara melaksanakan ibadah yang sesuai dengan al-quran dan sunnah, gw ga mau di tipu lagi sama ustaz gadungan. Aku semakin antusias, ingin mengenal Islam lebih dekat. Sekalipun aku dulu sekolah di Tsanawiyah dan Aliyah, tapi pengetahuan islamku parah banget. Itu mungkin karena aku dulu ga bener kali yah belajarnya..heeeee. Ada baiknya kita belajar dulu sama ustaz google sebelum kita melakukan suatu ibadah ritual, daripada nanya sama ustaz gadungan. Hahahahha.. (Cuma saran sih, ga sepenuhnya bener yah..)
Udah ah, ngantuk.Heeee

Tesekur Ederim, Tekrar Görüsmek üzere,
iyi akšamlar..Gule-gule, hee (belajar bahasa Turki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar