Selasa, 07 Agustus 2018

Teruntuk para pejuang S2


Wahai para pejuang cita-cita, sampai kapan kau akan mendiamkan bisikan hati nuranimu? Asal kau tahu, semakin kau tunda, maka usiamu semakin tua. Bukan hanya itu, persyaratan yang diajukanpun pihak pemberi beasiswa dan pihak universitas akan semakin sulit. Dulu mungkin beasiswa dalam negeri cukup dengan score toefl 450, sekarang? Kau harus mengejarnya dengan score 500 atau bahkan lebih. Dulu mungkin beasiswa luar negeri cukup dengan modal LOA (letter of acceptance), sekarang? Mana cukup.

Hei kau yang terlanjur bekerja dan merasa sudah berada di zona nyaman karena mendapat gaji bulanan yang cukup besar. Sampai kapan kau begini? Sampai kapan kau menunda mimpi dan cita-citamu. Ingatlah, menunda saja bahaya, apalagi mengubur.

Hei kau yang jabatan di kantornya semakin hari semakin naik. Katanya kalau mau mengejar cita-cita harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Pertanyaannya kondisi yang mana????? Apakah Stephen Hawking dengan segenap gelar kehormatannya pasrah atau berkompromi dengan kenyataannya yang lumpuh dan tak bisa bergerak?

Andai kau memang sudah terlanjur berada pada zona gaji bulanan, paling tidak milikilah target, agar kau tak menyesal kelak kemudian hari, karena kau sudah menunda mimpimu lalu perlahan kau menguburnya. Ingat! Kau cukup berkapasitas untuk memperjuangkannya. Bangun!

Perjuangan pencarian ilmu ini jangan kau niatkan sembarangan, bukan agar orang lain bangga padamu. Sungguh itu tidak penting, fokuslah! Buatlah dirimu berkualitas di hadapan Tuhanmu dan bermanfaat untuk manusia. Kelak yang lainnya akan mengikuti. Bukan juga agar anakmu kelak tumbuh menjadi anak cerdas, karena kau bukan jaminan anakmu cerdas, Allah yang menjamin itu. kalau misinya agar cuma anakmu cerdas, maka Kan’an anak Nabi Nuh alaihis salam lebih pantas tumbuh menjadi anak cerdas dan taat, faktanya tidak. Buatlah diri berkualitas dan bermanfaat untuk orang lain. Lihatlah imam Muslim, yang merupakan murid dari Imam Bukhari, dia bukan anak biologisnya, walau hubungan keduanya hanya antara guru dan murid, tapi dampak kesalehan guru tersirat jelas pada pribadi murid. 

Hei kau yang terlalu banyak pertimbangan. Asal kau tahu, perjalanan ini tidak se-menyeramkan yang kau bayangkan. Kami tidak mati saat kami tidak mendapat gaji bulanan, karena Allah sudah menjamin rejeki kami. Jangan kau merasa cukup atas ilmu, karena ilmu Allah itu luas bagai laut tak berpantai, jadilah kau ekspert dibidangmu.

Buatlah dirimu berkualitas dan bermanfaat, apapun dirimu sekarang. Perihal kondisimu sekarang, tentu kau yang lebih tahu. Aku hanya hawatir kau tenggelam dalam kenyamanan lalu kau bilang “aku terjebak pada rutinitas”. Hidup itu semuanya rutinitas, kita tidur-bangun-tidur lagi-bangun lagi dst, hanya permasalahannya, apakau kualitasmu masih sama saat kau bangun tidur hari ini dengan kau bangun tidur 10 tahun yang akan datang?

Wahai para pengubur mimpi, bangunlah! Ada banyak rizki Allah di luar sana. Fokuslah menjadi dirimu yang berkualitas dunia-akhirat dan bermanfaat bagi orang lain. Semua pintu kesuksesanmua itu akan tertutup kalau kau berhenti mencoba. Walt Disney tidak akan punya kekayaan sehebat sekarang, kalau dulu dia gak ngotot memperjuangkan mimpinya.

Kuliah emang bukan satu-satunya jalan agar kau sukses, kau tentu bisa berbisnis dan sah-sah saja melakukan semuanya selama itu positif. Aku hanya mengajakmu untuk jangan berpikir sempit! 

Ngomong “ayo berjuang” emang gampang sih. Tapi pelaksanaannya ya nikmati aja masing-masing. Semua kita punya tantangan dan ujian berbeda, tapi kita harus unggul pada bidang kita masing-masing. Jangan membanding-bandingkan rejeki kita dengan rejeki orang lain. Karena biasanya manusia suka memandang ke atas kalau masalah dunia. Nih rumus dunia “jangan pengen hidup kaya orang lain, orang lain juga gak ada yang pengen hidup kaya lo, kalau ada orang yang pengen hidup kaya lo, itu urusan orang lain, bukan urusan lo”. kalau lihat orang baik, tentu kita harus ingin seperti mereka, kalau bisa lebih baik dari mereka.

Ingat! Kita bukan goblin yang bisa hidup berabad-abad dan tetap memiliki aset langgeng. Kita ini hanya hidup rata-rata kurang dari 70 tahun, itupun kalau sampe. Jadi jangan buat hidup kita menyesal dunia-akhirat.

Fokuslah menjadi diri yang berkualitas dunia akhirat dan bermanfaat buat manusia lain, yaah siapa tahu Allah mentakdirkan pasanganmu seperti Ibrahim alaihis salam dan Sarah lalu memiliki anak Ishaq atau seperti Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam dan Khadijah r.a. lalu memiliki anak Fatimah r.a., yang tanpa diviralkanpun, kebaikan mereka sudah menjadi buah bibir setiap generasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar